Sabtu, 22 Desember 2018

Kesetaraan Gender Menjadi Pilar Dasar Wujudkan Pembangunan Kesehatan Masyarakat


Ini adalah salah satu topik yang paling saya suka untuk dibahas.Kenapa? Sebagai kaum perempuan, masih banyak pihak atau oknum tertentu yang berpikir dan menganggap kaum perempuan itu berbeda dengan kaum laki-laki.Masih banyak yang berpikir bahwa kaum perempuan itu lemah dan tidak pantas mendapatkan hak seperti laki-laki.Padahal hal ini belum tentu sepenuhnya benar.

Temu Blogger Kesehatan dalam Rangka Hari Ibu

Hari ini tepatnya tanggal 22 Desember 2018, aku menghadiri acara Temu Blogger Kesehatan dalam rangka Hari Ibu yang diselenggarakan oleh Kemenkes RI.Acara yang bertemakan “ Dengan Kesetaraan Gender Wujudkan Kesehatan Keluarga” ini dilangsungkan di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann Bandung.Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dalam kesetaraan gender untuk mewujudkan kesehatan keluarga Indonesia.Beberapa narasumber yang hadir hari ini adalah
·         Drg. Widyawati, MKM selaku Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI
·         Dr. Eni Gustina ,MPH selaku Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes RI
·         Drg. Juanita P.F, MKM selaku Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
·         Dr. Hj. Henny Rahayu Ningtyas, MKM selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Bandung
·         Indah Kusumaningrum selaku influencer asal Bandung sekaligus seorang dokter dan penyanyi.

Sebelum membahas mengenai gender, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu gender?

Gender adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang dilekatkan pada perempuan dan laki-laki, hal ini bukanlah hal atau sesuatu yang dibawa sejak lahir  tetapi hal ini adalah sebuah pandangan masyarakat mengenai apa yang dianggap pantas menjadi peran, tugas dan posisi antara laki-laki dan perempuan.

Peran gender sendiri merupakan hal-hal yang berkaitan dengan tugas, tanggung jawab, wewenang kegiatan/pekerjaan yang dianggap sesuai atau tidak sesuai dengan masing-masing jenis kelamin.

Pandangan masyarakat mengenai peran gender inilah yang menimbulkan permasalahan mengenai kesetaraan gender dalam mendapatkan hak dan melakukan kewajibannya.Permasalahan yang sering terjadi adalah salah satunya diskriminasi gender.Diskriminasi ini terjadi atas dasar jenis kelamin seseorang dalam mendapatkan alokasi sumber-sumber atau manfaat terhadap pelayanan.

Selain itu, ada juga isu-isu mengenai gender terkait kesehatan reproduksi remaja yang sering terjadi saat ini diantaranya:
1.       Ketidakadilan dalam membagi tanggung jawab
2.       Ketidakadilan dalam aspek hukum
3.       Perempuan sebagai objek intervensi program pemberantasan IMS
4.       Perempuan sebagai objek dan tudingan sumber permasalahan

Lalu apakah hal ini berdampak dalam kehidupan remaja? Ya tentu saja.Inilah dampak-dampak yang diakibatkan oleh diskriminasi gender dalam kehidupan remaja:
·         Kesempatan pendidikan untuk perempuan tidak prioritas
·         Perempuan takut unggul karena tidak disukai laki-laki
·         Remaja perempuan belum asertif menolak ajakan negative pacar/ teman laki-laki
·         Tabu bagi perempuan untuk ikut bertanding yang mengandalkan kekuatan fisik
·         Perempuan boleh cengeng, laki-laki tidak

Lalu apa saja yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal ini?

Tindak Lanjut Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

Tindak lanjut ini telah diatur dalam Inpres No. 9 tahun 2000 yang berisikan tentang pengarustamaan gender di Kementerian Kesehatan RI.Pengarusutamaan Gender Bidang Kesehatan (PUG-BK) ini membahas tentang

Penerapan kepedulian gender dalam analisis, formulasi, implementasi, dan pemantauan suatu kebijakan dan program kesehatan dengan tujuan mencegah terjadinya ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan.

Pemberdayaan Perempuan Sebagai Salah Satu Kunci Keberhasilan Pembangunan Nasional

·         Pendidikan, perempuan harus berpendidikan dan berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
·         Kesehatan, perempuan harus memiliki derajat kesehatan yang baik dan berperan dalam menentukan derajat kesehatan keluarga untuk menciptakan generasi yang sehat, handal dan berkualitas
·         Ekonomi, perempuan harus produktif tidak hanya penunjang
·         Politik, perempuan berperan aktif serta dapat menyalurkan aspirasi perempuan, anak, lansia, dan kelompok rentan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar